watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

DIINTIP TAPI ENAK LHO . ?

Dua bulan yang lalu, aku kedatangan tamu dari
Semarang. Tamu itu adalah keponakanku
sendiri. Umurnya baru 17 tahun, dia anak dari
kakak laki-lakiku yang paling bungsu. Dia datang
di saat liburan sekolahnya. Aku sangat gembira
menyambutnya. Dia kusuruh tinggal di kamar
sebelah kamar tidurku. Hari-hari awal semuanya
berjalan seperti normal, tetapi satu minggu
kemudian, ada yang sedikit aneh. Pakaian
dalamku sering kutemukan tidak pada tempat
dan urutannya. Kadang-kadang sedikit tidak rapi.
Ada timbul kecurigaan kalau keponakanku itu
memainkan pakaian dalamku, sebab kalau tidak
siapa lagi. Kadang-kadang ada pakaian dalamku
yang hilang lalu besoknya ditemukan kembali
ditempatnya semula. Aku mulai merasa kalau
keponakanku memiliki obsesi seks tentang aku.
Suatu malam aku memutuskan untuk menguji
keponakanku. Selesai mandi, aku segera
mengambil celana dalam g-string warna merah
dengan renda-renda yang sexy dan kukenakan.
Setelah itu, aku memilih sebuah gaun malam
berwarna pink dengan bahan satin. Gaun malam
itu semi transparan, jadi tidak akan transparan
bila dilihat dari dekat, tetapi akan menampakkan
lekuk tubuhku bila ada latar cahayanya. Panjang
gaun malam itu hanya 10 cm dari
selangkanganku. Di bagian pundak hanya ada 2
tali tipis untuk menggantung gaun malam itu ke
tubuhku. Bila kedua tali itu diturunkan dari
pundakku, dijamin gaun malamku akan
meluncur ke bawah dan menampakan tubuhku
yang telanjang tanpa halangan.
Setelah itu, aku keluar ke ruang keluarga
tempatku menonton TV dan segera duduk
menonton TV. Mula-mula aku berusaha duduk
dengan sopan dan berusaha menutupi
selangkanganku dengan lipatan kakiku. Tak lama
kemudian, keponakanku keluar dari kamarnya
dan duduk di sebelahku. Sepanjang malam itu,
kami berbincang-bincang sambil menonton TV,
tetapi aku tahu kalau dia diam-diam mencuri lihat
tubuhku lewat sudut mataku. Kadang-kadang
aku menundukan badanku ke arah meja di
depan seolah-olah menjangkau sesuatu yang
akhirnya mempermudah dia melihat payudaraku
lewat leher bajuku yang longgar. Tak lama
kemudian, aku mencoba lebih berani lagi. Aku
mengubah posisi tempat dudukku sehingga kali
ini pakaian tidurku bagian belakang tersingkap
dan memperlihatkan pantat dan tali g-string di
pinggangku. Dari ujung mataku aku bisa melihat
kalau keponakanku melihat bagian itu terus.
Anehnya, aku mulai merasa terangsang.
Mungkin ini akibat dari masa mudaku sebagai
seorang eksibisionis.
Sejenak kemudian aku pergi ke kamar kecil.
Sengaja pintu kamar mandi tidak kututup sampai
rapat, tetapi menyisakan sedikit celah. Dari
pantulan tegel dinding, aku melihat bayangan
keponakanku muncul di celah pintu dan
mengintipku, walaupun saat itu aku
membelakangi pintu. Setelah itu, aku
menundukan kepalaku, pura-pura konsentrasi
pada g-stringku agar dia tidak kaget. Kemudian
aku membalikkan badanku, mengangkat gaun
malamku dan menurunkan celana dalamku di
depan matanya. Aku tidak tahu bagaimana rasa
seorang lelaki melihat hal ini, tetapi dari banyak
yang kudengar, sebetulnya lelaki paling
menyukai saat ini yaitu pada saat perempuan
mulai membuka pakaiannya.
Dengan tetap menunduk, aku berjongkok dan
menyemburkan air kencingku. Aku yakin
dengan posisi seperti ini, keponakanku ini akan
sangat menikmati pemandangan vaginaku yang
mengeluarkan air kencing. Ini juga salah satu
yang kudengar bahwa lelaki suka melihat
perempuan kencing. Setelah kencingku selesai
aku kembali berdiri, membetulkan g-stringku lalu
kuturunkan gaun tidurku. Setelah itu, aku
membalikan badanku lagi sambil membetulkan
g-stringku bagian belakang. Sebetulnya aku
memberikan kesempatan kepada keponakanku
untuk pergi tapa terlihat aku. Benar saja, lagi-lagi
dari pantulan tegel dinding aku melihat bayangan
keponakanku menjauh ke arah ruang keluarga.
Setelah semua selesai, aku kembali ke ruang
keluarga dan berlagak seolah-olah tidak ada apa-
apa.
Saat aku berjalan ke arah sofa, aku melihat kalau
muka keponakanku merah, Dalam hatiku aku
tertawa karena teringat masa laluku sebagai
eksebisionis. Waktu itu, semua laki-laki yang
memandangku saat aku sedang “Beraksi” juga
memperlihatkan reaksi yang sama. Untuk
menghilangkan rasa gugupnya, aku
melemparkan senyum kepadanya, dan dibalas
dengan senyum yang kikuk. Setelah itu, aku
kembali duduk di sofa dengan posisi yang lebih
sopan dan melanjutkan acara nonton TV dan
bincang-bincang kami. Tak lama kemudian, aku
memutuskan untuk tidur, karena saat itu jam
11.30.
Saat di dalam kamar, aku membaringkan
tubuhku di tempat tidur. Gaun malamku yang
tersingkap saat aku naik ke tempat tidur
kubiarkan saja sehingga memperlihatkan g-
string yang kupakai. Tali gaun tidurku sebelah kiri
merosot ke siku tangan juga tidak kuperbaiki
sehingga puting payudaraku sebelah kiri nongol
sedikit. Aku mulai menikmati kalau diintip oleh
keponakanku di kamar mandi tadi. Mulai besok
aku merencanakan sesuatu yang lebih enak lagi.
Keesokan harinya adalah hari Minggu, jadi
besoknya aku bangun dengan posisi pakaian
yang tidak karuan. Setelah membetulkan tali
bahu gaun malamku, aku keluar kamar. Di luar
kamar, aku bertemu dengan keponakanku yang
sudah bangun. Dia sedang menonton acara TV
pagi. Aku menyapanya dan segera di balas
dengan sapaannya juga. Setelah itu, aku
mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.
Lagi-lagi pintu kamar mandi tidak kututup rapat.
Seperti dugaanku, keponakanku kembali
mengintipku. Aku kemudian membuka gaun
malamku sehingga aku hanya mengenakan g-
string. Gaunku itu kuletakan di tempat cucian.
Setelah itu, dengan hanya memakai g-string, aku
berdiri di depan wastafel dan menggosok gigiku.
Saat menggosok gigi, payudaraku bergoyang-
goyang karena gerakan tanganku yang menyikat
gigi.
Keponakanku pasti melihatnya dengan jelas
karena aku sudah mengatur posisi tubuhku agar
dia dapat menikmati pemandangan ini. Setelah
selesai, aku kemudian membuka g-stringku.
Sementara g-stringku masih kupegang di
tangan, aku kemudian kencing sambil berdiri. Air
seniku kuarahkan ke lantai. Setelah itu, aku siram
dan aku masuk ke tempat shower. Tempat
shower itu sengaja tidak kututup juga. Aku
kemudian mandi seperti biasa, tetapi saat
menyabuni badan, aku menyabuni dengan
perlahan-lahan. Gerakan tanganku kubuat
sesensual mungkin. Bagian payudara dan
vaginaku kusabuni agak lama. Setelah membilas
badanku, aku masih melanjutkan acara mandi
sambil diintip dengan mencuci rambut. Selesai
semua itu, aku kemudian mengeringkan badan
dan rambut, lalu melilitkan handuk di tubuhku.
Sekilas aku melihat dari pantulan tegel dinding
kalau keponakanku sudah pergi. Aku kemudian
keluar dari kamar mandi.
Saat keluar aku melihat keponakanku duduk di
depan TV sambil menikmati acara TV. Aku tahu
sebetulnya dia hanya pura-pura. Mukanya
merah seperti kemarin sewaktu habis
mengintipku kencing. Aku kemudian masuk
kamar tidurku. Pintu kamar tidurku kali ini tidak
kututup rapat pula dengan harapan keponakanku
akan mengintip baju. Lewat pantulan cermin di
lemari pakaianku, aku melihat kalau bayangan
keponakanku ada di depan pintu. Dia
mengintipku lagi. Aku tidak menyia-nyiakan
kesempatan ini. Kubuka lilitan handukku
sehingga aku telanjang bulat. Setelah itu, dengan
handuk itu, aku terus mengeringkan rambutku
yang basah sementara aku terus menuju ke
meja rias.
Di meja rias, aku mengambil blower dan dengan
blower itu, aku mengeringkan rambutku. Setelah
kering, aku menuju ke lemari kemudian
mengambil celana transparan yang berwarna
putih. Setelah memakainya, aku kemudian
mengambil sebuah strapless bra warna putih
(bra yang tali bahunya bisa di lepas, tetapi kali ini
aku tidak melepasnya) dengan kawat penyangga
payudara di bagian bawah cupnya dan
memakainya pula. Kemudian aku mengambil
jubah pendek dari bahan satin berwarna putih
dan kupakai. Setelah menalikan tali jubah itu ke
pinggangku aku merapikan rambutku lagi
sebelum keluar. Dari pantulan cermin aku
melihat kalau bayangan keponakanku sudah
tidak ada.
Setelah itu, aku keluar kamar dan menyiapkan
makan pagi untuk kami berdua. Keponakanku
saat itu sudah di kamar mandi untuk mandi.
Perkiraanku, di kamar mandi dia tidak cuma
sekedar mandi, tetapi pasti memakai gaun
malam dan g-stringku sambil mastubasi
membayangkan badanku. Aku tertawa dengan
geli karena merasa berhasil merangsang
keponakanku. Saat membayangkan rasanya
diintip saat mandi dan ganti baju, cairan
kewanitaanku terasa mengalir di sela-sela
vaginaku. Aku sendiri betul-betul terangsang.
Saat makan pagi siap dan keponakanku selesai
mandi, aku menyuruhnya makan bersama. Saat
makan, jubah satin yang kupakai melonggar di
bagian leher, tetapi aku pura-pura tidak tahu. Aku
tahu kalau keponakanku memperhatikan bra
yang terlihat akibat bagian leher yang terus
melonggar. Setelah makan selesai, aku
membereskan piring sementara keponakanku
duduk di sofa membaca buku. Setelah aku
merasa semua sudah beres, aku kemudian
mengajaknya untuk jalan-jalan menikmati
liburannya.
Sejak hari itu, aku selalu bermain kucing-
kucingan dengan keponakanku. Kubiarkan
dirinya mengintipku saat mandi, kencing atau
ganti baju. Aku juga membiarkannya mencuri
dan memakai pakaian dalamku sepanjang dia
mengembalikannya baik ke lemariku maupun ke
tempat cucian.
Aku pura-pura tidak tahu kalau dia melakukan
semua itu. Hanya saat aku melakukan
masturbasi saja yang tidak kubiarkan dia
mengintip. Lagi pula biasanya aku melakukan
masturbasi di malam hari saat hendak tidur.
Sebetulnya ini karena aku malu menunjukkan
kepadanya kalau aku sedang terangsang. Aku
sangat menikmati situasi ini sampai saat dia
harus pulang kembali ke Semarang, aku
mengatakan kepadanya kalau aku sangat
menyukai perhatiannya. Maksudku adalah aku
suka diintip olehnya. Entah dia mengerti
maksudku atau tidak, tetapi dia juga mengatakan
kalau dia sangat menikmati liburan ini. Aku
berharap untuk liburan selanjutnya,
keponakanku mau datang lagi agar aku bisa
menunjukan tubuhku lagi kepadanya.
Pengalaman ini sungguh indah dan
menyegarkan masa laluku. Kalau ada
kesempatan, aku akan berusaha untuk
mengulanginya lagi hanya saja aku sekarang
lebih suka diintip.


Adult | GO HOME | Exit
1/2474
U-ON

inc Powered by Xtgem.com